Senin, 16 April 2018


Sabtu, 24 Maret 2012

KASUS SURABAYA DELTA PLAZA : :Sewa - Menyewa Ruangan :


A. Kronologis Kasus
Pada permulaan PT Surabaya Delta Plaza (PT SDP) dibuka dan disewakan untuk pertokoan, pihak pengelola merasa kesulitan untuk memasarkannya.  Salah satu cara untuk memasarkannya adalah secara persuasif mengajak para pedagang meramaikan komplek pertokoan di pusat kota Surabaya itu.  Salah seorang diantara pedagang yang menerima ajakan PT surabaya Delta Plaza adalah Tarmin Kusno, yang tinggal di Sunter-Jakarta.
Tarmin memanfaatkan ruangan seluas 888,71 M2 Lantai III itu untuk menjual perabotan rumah tangga dengan nama Combi Furniture.  Empat bulan berlalu Tarmin menempati ruangan itu, pengelola SDP mengajak Tarmin membuat “Perjanjian Sewa Menyewa” dihadapan Notaris.  Dua belah pihak bersepakat mengenai penggunaan ruangan, harga sewa, Service Charge, sanksi dan segala hal yang bersangkut paut dengan sewa menyewa ruangan. Tarmin bersedia membayar semua kewajibannya pada PT SDP, tiap bulan terhitung sejak Mei 1988 s/d 30 April 1998 paling lambat pembayaran disetorkan tanggal 10 dan denda 2 0/00 (dua permil) perhari untuk kelambatan pembayaran.  Kesepakatan antara pengelola PT SDP dengan Tarmin dilakukan dalam Akte Notaris Stefanus Sindhunatha No. 40 Tanggal 8/8/1988.
Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal perjanjian. Kewajiban Tarmin ternyata tidak pernah dipenuhi, Tarmin menganggap kesepakatan itu sekedar formalitas, sehingga tagihan demi tagihan pengelola SDP tidak pernah dipedulikannya.  Bahkan menurutnya, Akte No. 40 tersebut, tidak berlaku karena pihak SDP telah membatalkan “Gentlement agreement” dan kesempatan yang diberikan untuk menunda pembayaran.  Hanya sewa ruangan, menurut Tarmin akan dibicarakan kembali di akhir tahun 1991. Namun pengelola SDP berpendapat sebaliknya.  Akte No. 40 tetap berlaku dan harga sewa ruangan tetap seperti yang tercantum pada Akta tersebut
Hingga 10 Maret 1991, Tarmin seharusnya membayar US$311.048,50 dan Rp. 12.406.279,44 kepada PT SDP.  Meski kian hari jumlah uang yang harus dibayarkan untuk ruangan yang ditempatinya terus bertambah, Tarmin tetap berkeras untuk tidak membayarnya.  Pengelola SDP, yang mengajak Tarmin meramaikan pertokoan itu.
Pihak pengelola SDP menutup COMBI Furniture secara paksa.  Selain itu, pengelola SDP menggugat Tarmin di Pengadilan Negeri Surabaya.

B. Analisis kasus
            Setelah pihak PT Surabaya Delta Plaza (PT SDP) mengajak Tarmin Kusno untuk meramaikan sekaligus berjualan di komplek pertokoan di pusat kota Surabaya, maka secara tidak langsung PT Surabaya Delta Plaza (PT SDP) telah melaksanakan kerjasama kontrak dengan Tarmin Kusno yang dibuktikan dengan membuat perjanjian sewa-menyewa di depan Notaris. Maka berdasarkan pasal 1338 BW yang menjelaskan bahwa “Suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya” sehingga dengan adanya perjanjian/ikatan kontrak tersebut maka pihak PT SDP dan Tarmin Kusno mempunyai keterikatan untuk memberikan atau berbuat sesuatu sesuai dengan isi perjanjian.
            Perjanjian tersebut tidak boleh dilangggar oleh kedua belah pihak, karena perjanjian yang telah dilakukan oleh PT SDP dan Tarmin Kusno tersebut dianggap sudah memenuhi syarat, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 1320 BW. Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat :
1.      Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2.      Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3.      Suatu hal tertentu;
4.      Suatu sebab yang halal.
Perjanjian diatas bisa dikatakan sudah adanta kesepakatan, karena pihak PT SDP dan Tarmin Kusno dengan rela tanpa ada paksaan menandatangani isi perjanjian Sewa-menyewa yang diajukan oleh pihak PT SDP yang dibuktikan dihadapan Notaris.
Namun pada kenyataannya, Tarmin Kusno tidak pernah memenuhi kewajibannya untuk membayar semua kewajibannya kepada PT SDP, dia tidak pernah peduli walaupun tagihan demi tagihan yang datang kepanya, tapi dia tetap berisi keras untuk tidak membayarnya.  Maka dari sini Tarmin Kusno bisa dinyatakan sebagai pihak yang melanggar perjanjian.
 Dengan alasan inilah pihak PT SDP setempat melakukan penutupan COMBI Furniture secara paksa dan menggugat Tamrin Kusno di Pengadilan Negeri Surabaya. Dan jika kita kaitkan dengan Undang-undang yang ada dalam BW, tindakan Pihak PT SDP bisa dibenarkan. Dalam pasal 1240 BW, dijelaskan bahwa : Dalam pada itu si piutang adalah behak menuntut akan penghapusan segala sesuatu yang telah dibuat berlawanan dengan perikatan, dan bolehlah ia minta supaya dikuasakan oleh Hakim untuk menyuruh menghapuskan segala sesuatuyang telah dibuat tadi atas biaya si berutang; dengan tak mengurangi hak menuntut penggantian biaya, rugi dan bunga jika ada alasan untuk itu.
Dari pasal diatas, maka pihak PT SDP bisa menuntut kepada Tarmin Kusno yang tidak memenuhi suatu perikatan dan dia dapat dikenai denda untuk membayar semua tagihan bulanan kepada PT Surabaya Delta Plaza.


Kamis, 08 Maret 2012

Aspek Hukum



1.         Norma agama  : petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-  
            Nya yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.

           UU yang menaungi     :
           UUD1945 Pasal 28e ayat 1 Setiap orang bebas memeluk agama dan   
           beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, 
           memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah

2.         Norma  hukum            : aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya 
            pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat 
            berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri

           UU yang menaungi     : 
           UUD1945 pasal 25e Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan  
          yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan  
          undang-undang.

           UUD1945 pasal 26 ayat 3 Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan 
            undang-undang.
3.         Norma kesopanan       : peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu. 
           Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan  
           berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
            UU yang menaungi         : 
            UUD1945 pasal 28i ayat 3 Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati 
            selaras dengan perkembangan  

           UUD1945 pasal 28j ayat 1 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain 
           dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.zaman dan peradaban.

4.         Norma kesusilaan    : peraturan hidup yang dianggapsebagai suara hati nurani manusia atau 
           datang melalui suarabatin yang diakuidan diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman  
           dalam bersikap dan berbuat.

          UU yang menaungi    :
        UUD1945 Pasal 18b ayat 2 Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan 
        masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai  
        dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang 
        diatur dalam undang-undang.

Dalam Ilmu bahasa, Kata Norma lebih luas dari paham NILAI. Norma sendiri berarti, ukuran-ukuran, nilai-nilai (bukan NILAI saja), Hukum, tradisi yang berlaku pada masa tertentu, atau dalam komunitas masyarakat tertentu, tetapi juga bisa berlaku terhadap semua komunitas yang ada di dunia.

Contoh, Norma (nilai-nilai, aturan) pada masyarakat SASAK di Lombok, tentu hanya berlaku bagi masyarakat SASAK. Seperti kebiasaan disana, seorang lelaki yang akan menikahi gadis pujaannya, ia harus menculik gadis itu dan dibawa kerumahnya. Pihak keluarga wanita harus menerima hal itu dan menikahkan mereka. Norma ini tentu tidak akan berlaku bagi Suku jawa, bugis, bali, dst. Sebab kalau itu berlaku, maka pada suku lain akan terjadi pertumpahan darah.



Senin, 12 Desember 2011

Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik dapat dipahami sebagai fungsi dari menentukan di mana instalasi harus berada bagi perekonomian operasi maksimum dan efektivitas. Pemilihan tempat untuk mencari instalasi merupakan salah satu masalah, mungkin yang paling penting, yang dihadapi oleh pengusaha sementara meluncurkan perusahaan baru. sebuah pilihan pada pertimbangan ekonomi murni akan menjamin pasokan mudah dan teratur bahan baku, angkatan kerja, tata letak pabrik yang efisien, pemanfaatan yang tepat dari kapasitas produksi dan mengurangi biaya produksi.


PLANT LOCATION FOR COMPANIES
Pasar: Jarak ke pasar adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi pilihan lokasi plat karena kedua ketepatan iklan biaya layanan kepada pelanggan tergantung pada kedekatan dengan pasar. Tergantung pada produk, pasar dapat terkonsentrasi atau tersebar luas. Ketika pasar terkonsentrasi, faktor pasar akan cenderung untuk mempengaruhi para pengusaha untuk memilih dekat dengan konsentrasi ini. Sebagai contoh, produsen tekstil akan memilih untuk mencari dekat Baltimore atau produsen suku cadang kendaraan bermotor akan memilih untuk mencari dekat Houston.




PLANT LOCATION FOR CUSTOMER
Tenaga Kerja: bisnis tidak pernah dapat membawa buah-buahan kecuali dapat mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja produktif. Tidak hanya tenaga kerja tersedia dalam jumlah memadai tetapi juga harus berisi keterampilan yang diperlukan dalam proses manufaktur tertentu. Mungkin ada ada pembangunan di mesin modern, yang banyak kasus mengurangi pentingnya tenaga kerja terampil, kunci keberhasilan dalam setiap bisnis atau organisasi adalah faktor manusia, pekerja dapat membuat atau merusak setiap organisasi. Tingkat upah tentu saja harus dipertimbangkan upah umum dan keterampilan yang rendah. Oleh karena itu industri yang membutuhkan banyak pekerja tidak terampil, yang biasanya membayar upah rendah yang menarik. Upah yang lebih rendah sebagian dijelaskan oleh fakta bahwa standar daerah juga rendah di banyak daerah.



Daur Hidup Barang

Daur Hidup Barang


Sebuah produk baru berlangsung melalui urutan tahap dari pengenalan untuk pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Urutan ini dikenal sebagai siklus hidup produk dan berhubungan dengan perubahan dalam situasi pemasaran, sehingga berdampak pada strategi pemasaran dan bauran pemasaran.

Pendapatan produk dan keuntungan dapat diplot sebagai fungsi dari tahap siklus hidup seperti yang ditunjukkan dalam grafik di bawah:


 Produk Life Cycle Diagram

Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan, perusahaan berusaha untuk membangun kesadaran produk dan mengembangkan pasar untuk produk. Dampak pada bauran pemasaran adalah sebagai berikut:



      Produk branding dan tingkat mutu ditetapkan, dan perlindungan hak milik intelektual seperti paten dan merek dagang diperoleh.
    *

      Mungkin harga penetrasi harga rendah untuk membangun pangsa pasar dengan cepat, atau tinggi harga skim untuk memulihkan biaya pengembangan.
    *

      Distribusi selektif sampai konsumen menunjukkan penerimaan produk.
    *

      Promosi bertujuan untuk inovator dan pengadopsi awal. Komunikasi pemasaran berusaha untuk membangun kesadaran produk dan untuk mendidik konsumen potensial tentang produk.


Tahap Pertumbuhan


Pada tahap pertumbuhan, perusahaan berusaha untuk membangun preferensi merek dan meningkatkan pangsa pasar.

    *

      Kualitas produk dijaga dan fitur tambahan dan layanan dukungan dapat ditambahkan.
    *

      Harga dipertahankan sebagai perusahaan menikmati peningkatan permintaan dengan sedikit kompetisi.
    *

      Saluran distribusi ditambahkan sebagai permintaan meningkat dan pelanggan menerima produk.
    *

      Promosi ditujukan untuk khalayak yang lebih luas.


Tahap Kematangan

Pada saat jatuh tempo, pertumbuhan yang kuat dalam penjualan berkurang. Persaingan dapat muncul dengan produk sejenis. Tujuan utama pada titik ini adalah untuk mempertahankan pangsa pasar sambil memaksimalkan keuntungan.

    *

      Fitur produk mungkin ditingkatkan untuk membedakan produk dari pesaing.
    *

      Penetapan harga dapat menjadi lebih rendah karena persaingan baru.
    *

      Distribusi menjadi lebih intensif dan insentif dapat ditawarkan untuk mendorong preferensi atas produk-produk yang bersaing.
    *

      Promosi menekankan diferensiasi produk.


Tolak Tahap

Seperti penurunan penjualan, perusahaan memiliki beberapa pilihan:

    *

      Memelihara produk, mungkin peremajaan dengan menambahkan fitur baru dan menemukan penggunaan baru.
    *

      Panen produk - menurunkan biaya dan terus menawarkannya, mungkin untuk segmen niche yang setia.
    *

      Hentikan produk, melikuidasi persediaan yang tersisa atau menjualnya ke perusahaan lain yang bersedia melanjutkan produk.

Keputusan bauran pemasaran dalam fase penurunan akan tergantung pada strategi yang dipilih. Misalnya, produk dapat diubah jika sedang diremajakan, atau kiri tidak berubah jika sedang dipanen atau dilikuidasi. Harga dapat dipertahankan jika produk dipanen, atau dikurangi secara drastis jika dilikuidasi.



Senin, 28 November 2011

Jurnal Internasional Investasi Asing Langsung dan Pertumbuhan(Foreign Direct Investment): Apakah bermasalah pada sektor?


Investasi Asing Langsung dan Pertumbuhan(Foreign Direct Investment): Apakah  bermasalah pada sektor?

abstrak
Meskipun tampaknya wajar untuk berpendapat bahwa investasi langsung asing (FDI) bisa menyampaikan keuntungan besar untuk negara tuan rumah, makalah ini menunjukkan bahwa manfaat dari FDI sangat bervariasi di berbagai sektor dengan memeriksa efek dari investasi langsung asing pada pertumbuhan manufaktur, primer, dan sektor jasa. Analisis empiris lintas-negara menggunakan data untuk periode 1981-1999 menunjukkan bahwa total FDI diberikannya efek ambigu pada pertumbuhan. Investasi langsung asing di sektor primer, bagaimanapun, cenderung memiliki efek negatif pada pertumbuhan, sementara investasi di bidang manufaktur yang positif. Bukti dari sektor jasa adalah ambigu.

Kata kunci: Investasi Langsung Asing, pertumbuhan ekonomi,sektor primer, sektor manufaktur, sektor jasa, dampak.

1. pengantar
Banyak pembuat kebijakan dan akademisi berpendapat bahwainvestasi langsung asing (FDI) dapat memiliki efek positif yang penting terhadap pembangunan negara tuan rumah effort.1Selain pembiayaan modal langsung itu pasokan, FDI dapatmenjadi sumber teknologi yang berharga dan know-how, sementara mendorong hubungan dengan perusahaan lokal, yang dapat membantu perekonomian jumpstart. Berdasarkanargumen ini, negara-negara industri dan berkembang telah menawarkan insentif untuk mendorong investasi langsung asingdi negara mereka.
Baru-baru ini, bagaimanapun, manfaat khusus FDI dankhususnya jenis insentif yang ditawarkan kepada perusahaan asing dalam praktek sudah mulai dipertanyakan. Memicuperdebatan ini adalah bahwa bukti empiris untuk FDImenghasilkan limbah yang positif bagi negara-negara tuan rumah adalah ambigu baik mikro dan makro levels.2 Dalamsurvei terbaru dari literatur, Hanson (2001) berpendapat bahwa bukti bahwa FDI menghasilkan limbah yang positif bagi negara-negara host lemah. Dalam review data mikro pada limbah darimilik asing untuk perusahaan domestik yang dimiliki, gorg danGreenwood (2002) menyimpulkan bahwa sebagian besar efeknegatif. Lipsey (2002) mengambil pandangan yang lebih baik dari meninjau literatur mikro dan berpendapat bahwa ada bukti efek positif. Survei penelitian empiris makro menyebabkanLipsey untuk menyimpulkan, bagaimanapun, bahwa tidak ada hubungan konsisten antara ukuran saham investasi langsung asing atau aliran relatif terhadap PDB dan pertumbuhan. Dia lebih jauh berpendapat bahwa ada kebutuhan untukpertimbangan yang lebih dari keadaan yang berbeda yang menghalangi atau mempromosikan spillovers
Meskipun pekerjaan teoritis pada titik-titik FDI ke keuntungan,dibayangkan, dampak tetap bisa small.4 Di sisi lain bisa jadiyang kita cari di tempat yang salah. Sebagai contoh, pekerjaanempiris makro yang telah menganalisis dampak arus masuk FDIagregat-saham pada ekonomi host tidak, sebagian besarkarena keterbatasan data, kontrol untuk sektor di mana FDIterlibat. Meskipun mungkin kelihatannya wajar untuk berpendapatbahwa FDI dapat menyampaikan keuntungan besar untuk negara tuan rumah, keuntungan tersebut mungkin berbeda di seluruhprimer, manufaktur, dan sektor jasa. UNCTAD World Investment Report (2001:138), misalnya, berpendapat, "di sektor primer,ruang lingkup hubungan antara afiliasi asing dan pemasok lokalsering terbatas .... Sektor manufaktur memiliki variasi yang luas dari kegiatan intensif linkage. [Dalam] sektor tersier untuk membagi ruang lingkup produksi ke tahap diskrit dan subkontrakkeluar bagian besar untuk perusahaan domestik independen juga terbatas. "
Makalah ini mengunjungi kembali hubungan pertumbuhan FDI dan ekonomi dengan memeriksa peran Arus masuk FDI bermain dalam mempromosikan pertumbuhan di sektor-sektor ekonomi utama, yaitu primer, manufaktur, dan jasa. Seringkali manfaatyang disebutkan, seperti transfer teknologi dan manajementahu-bagaimana, pengenalan proses baru, dan pelatihan karyawan cenderung berhubungan dengan sektor manufakturdaripada pertanian atau sektor pertambangan. Sebagai contoh,pekerjaan teoritis Findlay (1978) dan Wang dan Bloomstrom(1992) bahwa model pentingnya FDI sebagai saluran untuk mentransfer teknologi, berkaitan dengan arus masuk investasi asing untuk manufaktur atau jasa

sektor-sektor daripada ke sector.5 utama Selain itu, potensiPMA untuk menciptakan hubungan dengan perusahaan domestik, seperti Albert Hirschman (1958) dijelaskan dalam buku mani pada pembangunan ekonomi, mungkin jugabervariasi di seluruh sektor. Hirschman (1958:109) menekankan bahwa tidak semua sektor memiliki potensi yang sama untuk menyerap teknologi asing atau untuk membuat hubungan dengan sisa ekonomi. Dia mencatat, misalnya, "adalah hubungan lemah dalam pertanian dan pertambangan." 6 Dia memperingatkan bahwa dalam ketiadaan hubungan, investasi asing dapat memiliki efek terbatas dalam memacu pertumbuhan ekonomi."Para dendam terhadap apa yang telah menjadi dikenal sebagai jenis 'kantong' pembangunan," tulisnya, "adalah karenakemampuan produk-produk utama dari tambang, sumur, dan perkebunan untuk menyelinap keluar dari suatu negara tanpa meninggalkan banyak jejak di sisa perekonomian. "Tentangkonsekuensi dalam hubungan potensial efek perbedaan di bidang manufaktur dan pertanian, Hirschman (1958:110) menulis," tidak adanya efek keterkaitan langsung dari produksi primer meminjamkan pandangan ini (enclave) yang masuk akalyang mereka lakukan tidak ada telah dalam kasus investasi asing di bidang manufaktur "baru-baru ini., pekerjaan teoritispada hubungan, oleh Rodiguez-Clare (1996), menunjukkan bahwa penggunaan intensif perusahaan multinasional 'barang setengah meningkatkan efisiensi produksi dalam ekonomi tuan rumah. Dalam kerangka ini, meningkatnya permintaan untuk inputmengarah pada eksternalitas positif untuk produsen lain karenapeningkatan dalam berbagai. Varietas yang lebih besar dari input,

Namun, tampaknya lebih relevan untuk manufaktur daripadasektor pertanian. Demikian juga, Markusen dan Venables (1999)menganalisis pengaruh perusahaan asing pada pengembanganperusahaan domestik di sektor industri. Dalam model mereka,perusahaan asing bersaing dengan produsen dalam negerisekaligus menciptakan permintaan tambahan untuk barang setengah diproduksi di dalam negeri melalui hubungan dengan pemasok lokal. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan-perusahaan domestik masuk ke sektor barang setengah, yang dapat mengakibatkan biaya yang lebih rendah itu, tercermindalam harga akhir yang lebih rendah bahwa permintaanmeningkat, dapat menguntungkan perusahaan dalam negeriyang memproduksi barang akhir.
Sebuah kontras stereotip dapat ditarik antara FDI diarahkansumber daya alam sebagai digambarkan oleh United FruitCompany-Chiquita di Amerika Tengah dan FDI diarahkan padat karya sektor manufaktur seperti yang di Singapura. Teoriketergantungan yang melanda Amerika Latin pada 1970-an, misalnya, menuduh perusahaan multinasional sebagai 'predatorimperialis' yang dieksploitasi negara-negara berkembang dan didakwa dengan perusahaan-perusahaan ini menyebabkanketerbelakangan pinggiran ekonomi dunia. Sebagai UNCTAD(1999) mencatat, pandangan ini, sebagian, mencerminkan fakta bahwa banyak perusahaan multinasional kali terlibat dalameksploitasi sumber daya alam dan mencerminkan reaksi terhadap "sifat ekstraktif" dari FDI.7
Dalam apa yang lebih dari argumen yang stereotip sederhana,Angka 1 sampai 4 menunjukkan bahwa meskipun adatampaknya tidak ada korelasi kuat antara tingkat pertumbuhanper kapita dan persentase dari total FDI dalam GDP, korelasi positif kuat antara manufaktur FDI dan pertumbuhan jelas. Selain itu, dari angka-angka, ada tampaknya tidak menjadi hubungan positif yang kuat antara pertumbuhan dan investasi asing baik dalam sectors.8 primer atau layanan
Sebagian besar penelitian mikro pada spillovers FDI, sebagaiLipsey (2002) menunjukkan, cenderung menggunakan datamanufaktur dan mengalami kemunduran produktivitasperusahaan lokal di dalam sektor FDI. Meskipun
penelitian tersebut menemukan transfer teknologi horisontal,pekerjaan empiris di tingkat intra-industri mungkin tidak cocok untuk menangkap efek spillover yang lebih luas pada ekonomituan rumah, seperti yang diciptakan oleh hubungan mundur dan maju dengan negeri firms.9 Salah satu alasan utama untuk memeriksa spillovers produktivitas dari milik asing untuk perusahaan domestik yang dimiliki, sebagai Lipsey (2002)menyebutkan, adalah untuk memahami kontribusi dari investasi langsung asing untuk tuan rumah pertumbuhan ekonomi negara.Jika perusahaan asing dengan mengorbankan produktivitaslebih rendah di perusahaan domestik mencapai produktivitas yang lebih tinggi, mungkin ada ada implikasi untuk outputagregat atau pertumbuhan. Namun, mungkin ada efekpertumbuhan tanpa limbah hanya dari operasi perusahaan asing,yang dapat dianalisis dalam hal dampak FDI pada output suatu negara atau pertumbuhan. Selain itu, karena perusahaan multinasional berusaha untuk meminimalkan kebocoran teknologi untuk pesaing sekaligus meningkatkan produktivitas pemasok dengan mentransfer pengetahuan, yang FDI untuk menghasilkanlimbah mereka akan lebih cenderung vertikal daripada horizontal.Akibatnya, dalam makalah ini saya menggunakan data tingkatmakro untuk mempelajari efek pertumbuhan secara keseluruhan.
Juga penting untuk dipertimbangkan adalah komposisi dari sampel negara yang tercakup oleh penelitian panel,terkonsentrasi di negara-negara yang mengejar kebijakan ke dalam (misalnya, Kolombia, India, Maroko, dan Venezuela).Balasubramanayam et al. (1996) menemukan bahwa di negara berkembang mengejar berorientasi ke luar kebijakan perdagangan, arus FDI dikaitkan dengan pertumbuhan yang lebih cepat daripada di negara-negara berkembang yangmengejar kebijakan perdagangan yang berorientasi ke dalam.Penelitian lain mencakup ekonomi transisi saja atau negara-negara industri yang meliputi periods.10 yang berbeda
Pertimbangan ini menunjukkan, selain dari pekerjaanmelengkapi mikro dan tingkat makro yang mencakup lebih luasnegara, bahwa efek positif dari FDI pada ekonomi negara tuan rumah mungkin
tidak hanya tergantung pada kondisi lokal dan kebijakan tetapi juga pada sektor di mana FDI terjadi. Sederhananya, satu pertanyaan untuk ditanyakan adalah apakah jenis masalah FDI untuk manfaat potensial yang berasal dari arus modal bentuk khusus terwujud.
Dalam upaya untuk lebih meneliti efek dari PMA terhadap pertumbuhan ekonomi, penelitian ini mengeksplorasi peran berbagai jenis FDI telah bermain di berbagai sektor. Untuk melakukan ini, saya menggunakan data set dari OECD, yang memecah investasi PMA turun oleh sektor. Informasi ini dilengkapi dengan data dari Direktori Investasi UNCTAD Dunia (WDI), yang menyajikan informasi FDI untuk negara yang berbeda di berbagai daerah, juga dipecah oleh sektor, tetapi dengan berbagai ketersediaan tanggal. Secara total, sampel meliputi 47 negara.
Hasil menemukan sedikit dukungan untuk FDI memiliki efek positif pada pertumbuhan ekonomi eksogen, menggemakan pekerjaan sebelumnya oleh Borensztein, De Gregorio, dan Lee (1998) dan Carkovic dan Levine (2002) dan Alfaro et al. (2003).Ketika saya membedakan antara sektor yang berbeda, bagaimanapun, saya menemukan sedikit dukungan untuk limbah FDI atau efek positif pada sektor primer, efek positif dari PMA di bidang manufaktur pada pertumbuhan, atau bukti ambigu dari sektor jasa. Hasil ini kuat untuk dimasukkannya penentu pertumbuhan lainnya, seperti tindakan modal manusia, pengembangan keuangan domestik, kualitas kelembagaan, sampel yang berbeda, dan set pengkondisian informasi, dan penggunaan nilai tertinggal dari FDI. Kelemahan dari kumpulan data adalah bahwa, mengingat keterbatasan waktu, saya tidak dapat memanfaatkan variasi waktu dari data menggunakan teknik statistik seperti yang diikuti oleh Carkovic dan Levine (2002) yang membatasi perbandingan. Namun, bukti tidak menunjukkan bahwa tidak semua bentuk FDI memiliki efek yang sama pada pertumbuhan ekonomi. 
Ini adalah temuan penting ketika seseorang menganggap bahwa beberapa negara, melalui insentif khusus, target atau merenungkan jenis penargetan tertentu FDI atas orang lain.
Sisa kertas ini disusun sebagai berikut: data yang didefinisikan dalam bagian 2, hasil empiris yang dibahas pada bagian 3, dan bagian 4 menyimpulkan diskusi.
2. Data
Sulit untuk membangun langkah-langkah yang akurat dan sebanding data PMA menurut sektor untuk penampang yang luas dari negara selama beberapa dekade, khususnya bagi negara berkembang. Selain itu, kecenderungan sumber utama untuk menyajikan data FDI di agregat yang luas membatasi studi tentang efek dari FDI di negara tuan rumah. Dalam rangka mengatasi kesulitan-kesulitan ini, saya mengumpulkan data dari sumber yang berbeda. Informasi lengkap mengenai PMA menurut sektor untuk negara-negara OECD tersedia dalam Internasional OECD Statistik Investasi Langsung Yearbook (2001). Data arus masuk berdasarkan sektor yang tersedia untuk negara-negara OECD, dalam kebanyakan kasus, mulai dari pertengahan 1980-an sampai tahun 1990 sangat terlambat.Untuk sisa dari negara-negara dalam sampel, kami melengkapi data OECD dengan informasi yang diperoleh dari seri Dunia Investment Report tujuh volume yang diterbitkan antara 1993 dan 2000 oleh UNCTAD, volume masing-masing yang berisi informasi FDI untuk negara dari berbagai daerah (misalnya, Asiadan Pasifik, Afrika, Amerika Latin, dan Karibia, dll). Kesulitan utama dengan data ini adalah bahwa ketersediaan dan presentasi berkembang dari volume untuk volume. Hanya volume berisi informasi terbaru sebanding dalam tingkat detail data OECD yang mencakup periode 1981-1999. Lampiran 1 menjelaskan secara rinci data dan sumber, serta tahun yang tercakup untuk setiap negara di setiap kumpulan data.
Tingkat pertumbuhan per kapita output diukur sebagai pertumbuhan PDB per kapita riil dalam dolar konstan menggunakan data dari Bank Pembangunan Dunia Indikator Dunia (WDI) (2001). Inflasi, yang diukur sebagai persentase perubahan dalam deflator GDP dan digunakan sebagai proxy untuk stabilitas makroekonomi, diambil dari WDI (2001) juga.Dalam rangka untuk menangkap kualitas kelembagaan dan stabilitas, saya menggunakan data dari Panduan Risiko Negara Internasional (ICRG), sebuah publikasi bulanan Layanan Risiko Politik bahwa laporan data tentang risiko pengambilalihan, tingkat korupsi, aturan hukum, dan kualitas birokrasi dalamperekonomian. Keterbukaan terhadap perdagangan internasional yang ditunjukkan oleh rata-rata dari jumlah ekspor ditambah impor untuk total output (PDB), juga dari WDI (2001).Modal manusia diukur dengan menggunakan rata-rata tahun sekolah menengah di seluruh populasi, yang diambil dari WDI (2001). Belanja pemerintah data, dari WDI (2001), rincian
rasio pengeluaran pemerintah pusat dibagi dengan PDB.Swasta kredit (PRCRED), diambil dari Levine et al. (2000),mengukur nilai kredit oleh perantara keuangan untuk sektor swasta dibagi dengan PDB. Sebuah penjelasan rinci tentangsemua data yang termasuk dalam Lampiran data.
Tabel 1 menyajikan statistik deskriptif untuk pertumbuhan serta data FDI dan variabel kontrol. PDB per kapita tingkat pertumbuhan berkisar dari -2,64% di Peru untuk 8,47% di Cina.Total FDI sebagai persentase dari PDB di berbagai sektorsecara luas di seluruh rentang sektor, dari -0,07% pada sektor primer di Panama untuk 44,96% dalam layanan di Laos.

3. bukti
Tujuan dari analisis empiris adalah untuk menentukan apakah FDI di manufaktur, primer, dan sektor jasa diberikannya efek yang berbeda pada pertumbuhan suatu negara. SetelahBorensztein et al. (1998), Carkovic dan Levine (2002), dan Alfaroet al. (2003), kita melihat efek langsung dari berbagai jenis PMAterhadap pertumbuhan ekonomi menggunakan penampangregresi dengan 47 negara untuk jangka waktu 1.980-1999,11
Awalnya, sebagai patokan, kita menghitung dampak dari arus masuk FDI secara keseluruhan pada pertumbuhan ekonomiberdasarkan persamaan berikut:
Tabel 2 menyajikan hasil utama. Regresi menunjukkan FDImemiliki pengaruh positif dan signifikan pada pertumbuhan.Kolom (1) menunjukkan FDI memiliki efek positif setelah mengendalikan pendapatan awal dan modal manusia, namunpengaruhnya tidak signifikan. Kolom (2) termasuk investasi domestik dalam daftar variabel kontrol. Kolom (3) sampai (5)menambahkan variabel kontrol pertumbuhan lainnya, seperti inflasi sebagai proxy untuk ketidakstabilan ekonomi makro,pengeluaran pemerintah, dan kredit swasta. Pengaruh FDI tetap positif, meskipun secara umum dan tidak signifikan.
Kolom (6) menambahkan variabel kelembagaan (ditangkapdengan risiko rata-rata ICRG politik sub-indeks) dan memperoleh hasil yang sama. Sebagai cek ketahanan lebih lanjut, kolom (7) termasuk keterbukaan terhadap daftarvariables.12 independen Akhirnya, kolom (8) mencakup semua variabel di set pengkondisian. Hasil ini merangkum temuandalam literatur. FDI tidak mengerahkan dampak positif yang kuatpada pertumbuhan. Mengingat terbatasnya jumlah pengamatan,kolom (9) dan (10) termasuk sejumlah pelit variabel, di antaranyapendapatan awal, kredit inflasi swasta, investasi, dan kualitaskelembagaan.
Data arus masuk FDI, bagaimanapun, termasuk investasi asing di semua sektor ekonomi: primer, manufaktur, dan jasa. Seperti disebutkan sebelumnya, argumen bahwa FDI menghasilkaneksternalitas dalam bentuk transfer teknologi, manajerial tahu bagaimana, dan akses ke pasar cenderung lebih relevan untuk investasi dalam pembuatan atau bahkan sektor jasa daripada disektor pertanian atau sektor pertambangan.
Kami mengejar dan menguji hipotesis ini investasi asing didampak langsung sektor berbeda pada pertumbuhan. Tabel 2 sampai 4 menyajikan hasil untuk estimasi yang hanya menggunakan arus masuk FDI di sektor masing-masing,sebagai berikut:
di mana j sesuai dengan manufaktur, primer, atau sektor jasa,masing-masing.
Ketika kita mempertimbangkan efek hanya investasi asing disektor primer, beberapa hasil yang menarik muncul. Pada Tabel3 kolom (1), kita amati bahwa arus masuk FDI di sektor primermemiliki efek negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan. Hasil ini umumnya kuat untuk dimasukkannya faktor penentupertumbuhan lainnya seperti terlihat pada kolom (2) melalui (8)dan signifikan untuk setidaknya tingkat 5% dalam kebanyakan kasus. Temuan ini kuat untuk penambahan dummies regional, yang
ternyata tidak signifikan dan dengan demikian tidak reported.13Efek negatif yang signifikan dari investasi PMA terhadap pertumbuhan bervariasi dari -0,28 ke -0.13.
Regresi pada Tabel 4 adalah berkaitan dengan efek dariinvestasi asing di sektor manufaktur pada pertumbuhan. FDI disektor manufaktur terbukti memiliki efek positif dan signifikan terhadap pertumbuhan. Kolom (1) sampai (5) menunjukkan FDImemiliki efek positif setelah mengendalikan pendapatan awal,ketidakstabilan ekonomi makro (proxy melalui inflasi), pengembangan keuangan, investasi, dan kualitas kelembagaan.Semua regresi dilaporkan dalam Tabel 4 menemukan koefisien pada FDI berkisar 0,7-1,6 sesuai dengan set yang berbeda darivariabel kontrol. Temuan utama kami - makna positif dari arus masuk FDI ke sektor manufaktur - tampaknya untuk menguatkangagasan bahwa FDI memainkan peran positif bagi FDI dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi, tetapi efek-efektampaknya muncul dari investasi asing di sektor manufaktur.
Tabel 5 menyajikan hasil untuk FDI di layanan. Secara umum,kolom (2) melalui (8) menunjukkan investasi asing di sektor jasatampaknya memiliki efek positif pada pertumbuhan, meskipun dalam kebanyakan kasus hasilnya tidak signifikan.
Dalam rangka untuk menguji bahwa masuknya hanya investasiasing di sektor masing-masing tidak menangkap efek dariinvestasi langsung asing lainnya, Tabel 6 menyajikan hasil untukestimasi yang menggunakan arus masuk FDI untuk setiap sektor,berikut:
di mana P menunjukkan investasi asing di sektor primer, M dalam sektor manufaktur, dan S di sektor jasa.
Hasil mengkonfirmasi temuan sebelumnya. FDI di sektor primermemiliki efek negatif dan signifikan, di sektor manufaktur efekpositif dan signifikan, dan di sektor jasa efek ambigu. Dalam kasus ini, koefisien untuk FDI manufaktur dalam rentang 0,8-1,8,meskipun istilah menjadi sedikit kurang signifikan. Di sisi lain, pentingnya
investasi asing di sektor primer meningkat dengan efek mulai dari -0,14 menjadi 0,32. Perkiraan untuk FDI di sektor jasatanda-tanda saklar, meskipun hasilnya tidak signifikan.
Untuk cek ketahanan lebih lanjut, Tabel 7 mengecualikan darisampel negara-negara dengan FDI / GDP melebihi 10% .14Kolom (1) menunjukkan bahwa jika FDI di sektor primer memiliki efek negatif, meskipun tidak signifikan, manufaktur terus memilikipositif dan dampak yang signifikan seperti yang terlihat pada kolom (2), dan layanan yang positif, meskipun tidak berpengaruh signifikan, kolom (3). Ketika semua sektor termasuk, kolom (4), efek negatif dari FDI di sektor primer menjadi signifikan. Secara keseluruhan, efek positif dan signifikan dari FDI di manufakturtetap kuat dengan mengesampingkan outlier. Tabel 7 jugamenyajikan hasil estimasi yang mengecualikan negara-negaraAmerika Latin yang informasi hanya pada FDI untuk 1980-anyang tersedia. Kolom (5) dan (8) menunjukkan efek positif dansignifikan dari investasi asing di bidang manufaktur pada pertumbuhan. Dalam kasus ini, bagaimanapun, efek dari FDI disektor primer dan jasa yang tidak signifikan.
Masalah akhir dari ketahanan adalah interaksi FDI dengan modal manusia, ini yang telah terbukti memiliki efek positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi seperti yang disarankan dalam Borensztein et al. (1998) dan Xu (2000). Tabel 8 melaporkan hasil regresi ini, yang menguji signifikansi dari istilah interaksi manusia dan modal FDI di masing-masing sektordan laporan bahwa sekolah tidak memainkan peran pentingdalam memungkinkan efek positif dari FDI di sektor primer baikatau layanan seperti yang terlihat di kolom (1) dan (3).Menariknya, meskipun interaksi sekolah dan FDI di sektormanufaktur tidak signifikan, efek positif dari FDI di bidang manufaktur tetap kuat.
Penting untuk dicatat bahwa perkiraan mungkin bias oleh isu-isuendogenitas. Hal ini masuk akal bahwa FDI ke sektor yang berbeda merespon tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam perekonomian. Karena kita menggunakan nilai rata-rata darivariabel untuk memperkirakan koefisien, ini akan menyebabkanberlebihan efek dari masing-masing dua variabel dan interaksi mereka pada pertumbuhan. Di sisi lain, jika FDI tertarik setiap sektor karena laju pertumbuhannya, namun sektor tertentu tidakkekuatan pendorong di belakang pertumbuhan secara keseluruhan perekonomian, masalahnya mungkin kurang parah.Angka 5-7 menunjukkan bahwa korelasi antara pertumbuhan secara keseluruhan dalam perekonomian dan pertumbuhan disektor primer, meskipun positif, adalah sangat rendah (0,2); 16sangat tinggi (0,92) di sektor jasa, dan di tengah (0,7 ) di sektormanufaktur. Kurang instrumen yang jelas untuk FDI dan sektoralArus masuk FDI, tertinggal FDI digunakan, yang secara konsisten literatur telah menemukan menjadi penentu signifikandari FDI. Wheeler dan Mody (1992) menunjukkan FDI untukmemperkuat diri karena stok yang ada dari investasi asing adalah penentu signifikan dari keputusan investasi saat ini. Hasil ini lebih diperkuat di tingkat studi beberapa negara diliterature.17 Kolom (1) sampai (6) pada Tabel 9 kontrol untukendogenitas manufaktur FDI menggunakan FDI tertinggal.Mengingat sifat dari data kami, sampel dikurangi menjadi hanya 30 negara, membatasi perbandingan dalam latihan sudah terbatas. Namun, hasil untuk sektor manufaktur tetap kuat. Kolom(7) untuk (9) kontrol untuk endogenitas dari FDI layanan menggunakan nilai tertinggal arus FDI di sektor ini. Meskipunkoefisien positif, mereka umumnya tidak signifikan.
16
4. Kesimpulan
Sikap dan kebijakan pemerintah terhadap FDI serta karakteristiknya telah bervariasi lebih dari time.18 Dari tahun 1880 dan sampai dekade pertama abad kedua puluh, misalnya, FDI tumbuh secara eksponensial dan menjadi sangat terkonsentrasi dalam eksploitasi sumber daya alam. Perang Dunia I dan nasionalisasi properti asing di Rusia pada tahun 1917 ditangani pukulan berat bagi PMA, tapi itu adalah awal dari Depresi Besar pada 1929 yang menandai akhir dari zaman keemasan. Antara tahun 1930-an dan 1970-an, ada pertumbuhan di seluruh dunia dalam pembatasan karena pemerintah menjadi lebih peduli tentang dampak FDI telah pada ekonomi mereka. Setelah beberapa dekade skeptisisme, pada tahun 1980 event internasional membentuk kembali sikap terhadap FDI sebagai krisis utang negara berkembang terputus akses untuk kredit dan investasi portofolio. Selain itu, terjadi pergeseran dalam industri di mana perusahaan asing aktif dibandingkan dengan periode pasca perang, yang melibatkan sebagian besar eksploitasi minyak dan sumber daya alam, menuju manufaktur, jasa, dan teknologi tinggi. Pemerintah mulai mengurangi pembatasan pada FDI dan semakin menawarkan insentif dalam upaya untuk menarik investasi. Selama tahun 1990, FDI melonjak, tumbuh lebih dari 20% per tahun. Ini lonjakan terbaru FDI memiliki karakteristik sendiri yang berbeda: lebih dari 50% dari investasi baru di sektor jasa.
Makalah ini menemukan bahwa FDI mengalir ke sektor-sektor ekonomi yang berbeda (yaitu primer, manufaktur, dan jasa) mengerahkan efek yang berbeda pada pertumbuhan ekonomi.Arus masuk FDI ke sektor primer cenderung memiliki efek negatif pada pertumbuhan, sedangkan arus masuk FDI di sektor manufaktur yang positif. Bukti dari investasi asing di sektor jasa adalah ambigu. Meskipun keterbatasan data yang digunakan, hasil yang kuat untuk dimasukkannya penentu pertumbuhan lainnya, seperti pendapatan, langkah-langkah kapita manusia, pengembangan keuangan domestik, kualitas kelembagaan, sampel yang berbeda, dan penggunaan nilai tertinggal dari FDI.Satu dapat berspekulasi bahwa investasi ini, mengingat sifat mereka - pertanian dan pertambangan - memiliki potensi spillover sedikit untuk ekonomi negara tuan rumah. FDI mengalir ke manufaktur tampaknya telah positif
berpengaruh pada pertumbuhan. Memang, sebagian besar dari pekerjaan teoritis pada manfaat yang terkait dengan FDIcenderung terkait dengan sektor manufaktur industri. Investasi asing di sektor jasa memiliki efek ambigu. Literatur ekonomi makro telah difokuskan pada arus masuk FDI total atau saham,sebagian karena keterbatasan data. Karya ini menunjukkanbahwa tidak semua bentuk investasi asing tampaknyabermanfaat bagi perekonomian tuan rumah. Sebuah apriori, ini mungkin menunjukkan upaya menarik dibedakan terhadapberbagai bentuk arus FDI dan bahkan insentif negatif untuk jenistertentu, khususnya investasi dalam sumber daya alam.Akibatnya, negara-negara baru mulai untuk mengejar kebijakanditargetkan untuk menarik investasi asing langsung. Bukti bahwa negara-negara mungkin ingin menargetkan sektor-sektor tertentuharus ditimbang terhadap biaya birokrasi dan potensipeningkatan korupsi skema dibedakan. Sifat ekonomi negara tuan rumah juga merupakan faktor penentu yang penting. Lebih banyak pekerjaan di daerah ini diperlukan, khususnya, dalam halset data yang lebih baik yang akan mendukung mengeksploitasivariasi waktu dalam data.

Catatan: Plot mencakup semua 47 negara dalam sampel. Lihat Lampiran Data untuk negara-negara yang termasuk dalamsampel, sumber, dan definisi.
Catatan: Plot termasuk 3 negara dengan FDI sektor sebagai persentase dari PDB melebihi 10%. Lihat Lampiran Data untuknegara-negara yang termasuk dalam sampel, sumber, dan definisi.
Catatan: Plot mencakup semua 47 negara dalam sampel. Lihat Lampiran Data untuk negara-negara yang termasuk dalamsampel, sumber, dan definisi.
Catatan: Plot termasuk 3 negara dengan FDI sektor sebagai persentase dari PDB melebihi 10%. Lihat Lampiran Data untuknegara-negara yang termasuk dalam sampel, sumber, dan definisi

Catatan: Sekolah adalah rata-rata tahun sekolah menengah dari total populasi. Keterbukaan didefinisikan sebagai rata-rataekspor dan impor sebagai persentase dari PDB. Kredit Swasta (PRCREDBANK) adalah nilai kredit oleh perantara keuangan untuk sektor swasta sebagai persentase dari PDB; KualitasKelembagaan (INSTQUAL) diukur sebagai rata-rata dari 12sub-indeks dari Risiko Politik sebagaimana diukur oleh Country Risk Guide Internasional . Lihat lampiran data untuk negara-negara dalam sampel, sumber, dan definisi.

Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. Variabel PDBawal adalah log dari PDB riil per kapita pada awal periode.Variabel Sekolah adalah log dari (1 + tahun rata-rata sekolah menengah) untuk periode regresi. Inflasi adalah log dari (1 +inflasi rata-rata periode). Pengeluaran pemerintah adalah log(saham rata-rata pengeluaran pemerintah / PDB) selama periode tersebut. Keterbukaan adalah log (rata-rata EksporImpor + sebagai bagian dari PDB) untuk periode tersebut.PRCREDBANK adalah log (kredit swasta di Bank / PDB).Investasi adalah log (Gross Modal Formasi / PDB). Kualitas kelembagaan diukur dengan skor rata-rata di Indikator KualitasKelembagaan ICRG. FDI adalah log (1 + Jumlah total arus masuk FDI / GDP). Lihat lampiran data untuk negara-negaradalam sampel, sumber, dan definisi.

Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. FDIPRIM adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Sektor Primer / PDB). Lihat catatan pada Tabel 2 untuk definisi variabel yang tersisa.
Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. FDIMANUFadalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Manufaktur Sektor /PDB). Lihat catatan pada Tabel 2 untuk definisi variabel yang tersisa.
Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. FDISERV adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Sektor Jasa / PDB). Lihat catatan pada Tabel 2 untuk definisi variabel yang tersisa.
Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. FDIPRIM adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Sektor Primer / PDB).FDIMANUF adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Manufaktur Sektor / PDB). FDISERV adalah log (1 + rata-rataarus masuk FDI di Sektor Jasa / PDB). Lihat catatan pada Tabel2 untuk definisi variabel yang tersisa.
Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. FDIPRIM adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Sektor Primer / PDB).FDIMANUF adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Manufaktur Sektor / PDB). FDISERV adalah log (1 + rata-rataarus masuk FDI di Sektor Jasa / PDB). Regresi 1 sampai 4mengecualikan 3 negara dengan Sektor FDI / GDP melebihi 10% (Papua Nugini, Laos, dan Vietnam). Regresi 5 sampai 8mengecualikan juga negara-negara Amerika Latin (8) untukinformasi FDI yang tersedia dari tahun 1980-an saja. Lihat catatan pada Tabel 2 untuk definisi variabel yang tersisa.
Catatan: Semua regresi termasuk istilah konstan dandiperkirakan oleh OLS dengan koreksi White dariheteroskedasticity. t-nilai dalam tanda kurung. FDIPRIM adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Sektor Primer / PDB).FDIMANUF adalah log (1 + rata-rata arus masuk FDI di Manufaktur Sektor / PDB). FDISERV adalah log (1 + rata-rataarus masuk FDI di Sektor Jasa / PDB).

Catatan: Semua regresi memiliki jangka konstan. p-nilai dalam tanda kurung. Pada kolom (1) sampai (6), FDI di sektorManufaktur pada periode yang tersisa diinstrumentasi oleh FDItertinggal di sektor Manufaktur selama 4 periode pertama.Negara tanpa tahun cukup untuk membagi seri dijatuhkan (17negara). Pada kolom (7) untuk (9), FDI di sektor Layanan pada periode yang tersisa diinstrumentasi oleh FDI tertinggal dalam Layanan untuk 4 periode pertama. Negara tanpa tahun cukupuntuk membagi seri dijatuhkan (11 negara). Lihat catatan pada Tabel 2 untuk definisi variabel yang tersisa.